Sabtu, 09 Januari 2010

Free Trade Agreement Mengancan Industri Lokal Dalam Negeri

Free Trade Agreement (FTA) antara ASEAN dan China baru saja diberlakukan per 1 Januari 2009 kemarin. Kebijakan ini dirasa akan banyak menimbulkan dampak negatif terutama dalam hal konsumsi produk dalam negeri. Kebijakan ini akan membuat distribusi barang-barang dari China semakin lancar. Produk-produk China akan semakin mudah masuk ke pasaran dalam negeri.

Produk-produk China memang telah banyak beredar di pasaran. Diberlakukannya FTA itu membuat produk-produk tersebut semakin membanjiri pasar di Indonesia. Produk-poduk China yang telah beredar di Indonesia diantaranya adalah produk kosmetik, tekstil, mainan anak-anak, dan jamu-jamu tradisional.

Produk yang disororti adalah produk kosmetik. China menawarkan produk kosmetiknya dengan harga relatif murah. Produk-produk murah tersebut banyak di pasarkan di pasar tradisional di Indonesia. Ya..tawaran yang cukup menarik saya rasa. Dengan harga relatif murah bisa menghasilkan kulit putih dan cantik. Produk lokal yang mempunyai kualitas yang tak kalah baik tentunya akan semakin berat untuk bersaing di pasaran Indonesia. Produk kosmetik dalam negeri terbilang relatif masih cukup mahal dibanding dengan produk China tersebut. Persaingan produk dalam negeri akan semakin ketat mengingat akan hadir pesaing baru bagi mereka.

Namun belakangan ternyata diketahui bahwa produk kosmetik China tersebut mengandung bahan-bahan berbahaya, seperti Mercury, hydrocinon, asam retinoit,serta zat warna prodamin. Bahkan disinyalir bahwa produk-produk tersebut produk ilegal. Tidak ada ijin dari BPOM.

Jika Produk China bakal mendominasi pasar lokal konsumen dan industri kosmetik dalam negeri bisa dirugikan untuk itu perlunya pengawasan yang ketat untuk melindungi konsumen dan industri dalam negeri dari benturan produk China.

Perlu adanya pengawasan lebih ketat dari BPOM terkait produk-produk ilegal dan berbahaya yang masuk ke dalam negeri. Kemudian terkait persaingan dengan industri dalam negeri, pemerintah hendaknya dapat membantu melancarkan pemasaran produk dalam negeri.

Menurut Kurnia Asih, pengurus YLKI(Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) ketika diwawancarai Metro TV kemarin (09/01), produk lokal tidak kalah berkualitas dengan produk China, hanya saja pemerintah hendaknya dapat membantu industri lokal untuk meminimalkan biaya-biaya yang masih memberatkan industri lokal, seperti biaya bunga bank skala Rumah Tangga yang masih cukup, biaya kelistrikan, serta biaya trasnportasi. Sehingga harga-harga produk industri lokal dapat lebih terjangkau oleh masyarakat Indonesia.

Masyarakat juga hendaknya tidak dengan mudah tergiur dengan harga terjangkau dengan harga murah untuk lebih cantik dan putih. Jadi jangan mudah tergoda untuk produk yang lebih murah karena siapa tahu akan masuk dalam perangkap berbahaya.

So, tetap cintai produk dalam negeri ya :)


2 komentar:

  1. betul2..
    bener banget..
    adanya FTA akan mengguncangkan ekonomi kita..cpat atau lamban pasti akan segera berdampak..
    pa lagi produk2nya china khusunya kosmetik ga banget..wah bakalan ngrusak kulit kita juga ne..
    so..yang penting ingat pesen mbah titik puspa aja dah..CINTA PRODUK INDONESIA..
    Insya Allah aman..:)

    BalasHapus
  2. bagaimanapun ini gak bisa di cegah karena semua ini akan berujung kepada uang... dimana di negara ini uang sudah merupakan TUHAN baru...
    baiknya kita lebih pintar untuk mensiasati hidup dan menahan nafsu :D
    -malahgakjelasya??-

    BalasHapus